Khutbah Jum'at 1/1/10

Membangun Kesadaran Keberbedaan Antara Umat Islam

ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB. AYYUHAL MUSLIMUN RAHIMAKUMULLAH, ALHAMDULILLAH WAS SYUKRU LILLAH, MARILAH KITA SENANTIASA BERUSAHA UNTUK MENSYUKURI SELURUH KEMIKMATAN YANG DIBERIKAN OLEH ALLAH SWT. TUBUH KITA MASIH DIBERI KEKUATAN SEHINGGA MEMBUAT FISIK KITA MAMPU BERAKTIFITAS. RUHANI KITA MASIH DIBERI CAHAYA SEHINGGA KITA MASIH MAMPU BERFIKIR, BERNALAR DAN MEMBEDAKAN ANTARA YANG HAQ DAN YANG BATHIL. RUANG SPIRITUAL KITA MASIH DIBERI PETUNJUK SEHINGGA KITA SEMUA TERMOTIVASI UNTUK ISTIQOMAH DI DALAM KEIMANAN, KETAQWAAN DAN KEKHUSYU’AN IBADAH KEPADA ALLAH SWT.

SHOLAWAT DAN SALAM SENANTIASA KITA SANJUNGKAN KEPADA JUNJUNGAN KITA, NABI AGUNG, MUHAMMAD (SAW). DIALAH PENUTUP NABI DAN PARA RASUL DALAM MISI MENCIPTAKAN RAHMAT DI ALAM SEMESTA INI. MUDAH-MUDAHAN SHOLAWAT DAN SALAM TERSEBUT MELIMPAH KEPADA KITA SEMUA DALAM WUJUD SYAFA’AT KEPADA KITA SEMUA, PADA SAAT INI MAUPUN PADA HARI LAA DHILLA ILLA DHILLUH, HARI DI MANA TIDAK ADA PERLINDUNGAN KECUALI PERLINDUNGANNYA. AMIN, ALLAHUMMA AMIN.

HADIRIN JAMA’AH JUM’AT RAHIMAKUMULLAH UNTUK KESEKIAN KALINYA KITA MELAKSANAKAN SHOLAT JUM’AT DI MASJID INI DAN UNTUK KESEKIAN KALINYA PULA KITA SAMA-SAMA MELAKUKAN PROSES INSTROSPEKSI MELALUI KHUTBAH JUM’AT. DI ANTARA KITA, MUNGKIN SUDAH ADA YANG TELAH MELALUI RATUSAN KALI JUM’ATAN, BAHKAN MUNGKIN SUDAH ADA YANG MENCAPAI RIBUAN KALI JUM’ATAN, MUDAH-MUDAHAN SEMUA ITU MAMPU MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS KEBERAGAMAAN KITA. DEMIKIAN JUGA JUM’ATAN KITA PADA KALI INI, BETUL-BETUL BISA KITA MANFAATKAN SEBAGAI MOMENTUM UNTUK PENYADARAN DIRI, DAN MOMENTUM UNTUK SELALU MENINGKATKAN IMAN DAN TAQWA KITA KEPADA ALLAH SWT. OLEH KARENA ITU, MARILAH IMAN DAN TAQWA KITA KEPADA ALLAH SWT, SELALU KITA TINJAU DAN KITA TINGKATKAN, KARENA ORANG YANG BERUNTUNG DAN SELAMAT DARI FITNAH HANYALAH ORANG YANG BERIMAN DAN BERTAQWA.

HADIRIN JAMA’AH JUM’AT RAHIMAKUMULLAH TEMA KHUTBAH KALI INI ADALAH “MEMBANGUN KESADARAN KEBERBEDAAN PEMAHAMAN DI ANTARA KITA”. KITA SEMUA SEBAGAI UMAT ISLAM PADA ESENSINYA ADALAH UMAT YANG SATU, YAITU UMMAT YANG MENYEMBAH PADA TUHAN YANG SAMA, YAITU ALLAH SWT. MENGIKUTI NABI DAN RASUL YANG SAMA, YAITU RASULULLAH MUHAMMAD SAW. SERTA BERPEGANG PADA SUMBER AJARAN YANG SAMA YAITU AL-QUR’AN AL-KARIM DAN SUNNAH RASULULLAH SAW.

KESATUAN UMAT ISLAM INI ADALAH KESATUAN PADA LEVEL ESENSI. DAN PADA KENYATAANYA, UMAT INI MENGALAMI DINAMIKA PERBEDAAN DALAM WUJUD BERBAGAI MAZHAB BAIK MAZHAB KALAM, MAZHAB FIQH, MAZHAB POLITIK, MAUPUN MAZHAB-MAZHAB YANG LAIN. PERBEDAAN INI PADA HAKEKATNYA BERPANGKAL PADA PERBEDAAN CARA PANDANG ATAU PERBEDAAN MINHAJ. ALLAH SWT TELAH BERFIRMAN DI DALAM SURAT AL-NAHL AYAT 93: DAN KALAU ALLAH MENGHENDAKI, NISCAYA DIA MENJADIKAN KAMU SATU UMAT (SAJA), TETAPI ALLAH MENYESATKAN SIAPA YANG DIKEHENDAKI-NYA DAN MEMBERI PETUNJUK KEPADA SIAPA YANG DIKEHENDAKI-NYA. DAN SESUNGGUHNYA KAMU AKAN DITANYA TENTANG APA YANG TELAH KAMU KERJAKAN.

DALAM AYAT LAIIN YAITU AYAT 48 DARI SURAT AL-MA’IDAH DAN KAMI TELAH TURUNKAN KEPADAMU AL QURAN DENGAN MEMBAWA KEBENARAN, MEMBENARKAN APA YANG SEBELUMNYA, YAITU KITAB-KITAB (YANG DITURUNKAN SEBELUMNYA) DAN BATU UJIAN[421] TERHADAP KITAB-KITAB YANG LAIN ITU; MAKA PUTUSKANLAH PERKARA MEREKA MENURUT APA YANG ALLAH TURUNKAN DAN JANGANLAH KAMU MENGIKUTI HAWA NAFSU MEREKA DENGAN MENINGGALKAN KEBENARAN YANG TELAH DATANG KEPADAMU. UNTUK TIAP-TIAP UMAT DIANTARA KAMU[422], KAMI BERIKAN ATURAN DAN JALAN YANG TERANG. SEKIRANYA ALLAH MENGHENDAKI, NISCAYA KAMU DIJADIKAN-NYA SATU UMAT (SAJA), TETAPI ALLAH HENDAK MENGUJI KAMU TERHADAP PEMBERIAN-NYA KEPADAMU, MAKA BERLOMBA-LOMBALAH BERBUAT KEBAJIKAN. HANYA KEPADA ALLAH-LAH KEMBALI KAMU SEMUANYA, LALU DIBERITAHUKAN-NYA KEPADAMU APA YANG TELAH KAMU PERSELISIHKAN ITU.

AYAT DI ATAS MESKIPUN KHITAB SEBENARNYA ADALAH UNTUK MANUSIA SELURUHNYA, TETAPI AL-QUR’AN TETAPLAH KITAB PETUNNJUK KHUSUSNYA BAGI UMAT ISLAM. DARI AYAT TERSEBUT DAPAT DIFAHAMI BAHWA PERBEDAAN MINHAJ ATAU POLA PIKIR ADALAH SUNNATULLAH. WA LAA TABDIILA LISUNNATILLAH. INI ADALAH FAKTA YANG HARUS KITA SIKAPI DENGAN ARIF DAN BIJAKSANA, SERTA PENUH KEIMANAN KEPADA ALLAH. PADA TAHAP INI, KITA SEYOGYANYA SUDAH MULAI MEMBANGUN KESADARAN BAHWA PERBEDAAN DI ANTARA UMAT ISLAM ADALAH BAGIAN DARI RENCANA ALLAH SWT.

KEMUDIAN APA YANG MESTI KITA LAKUKAN, SETELAH KITA BANGUN KESADARAN BAHWA PERBEDAAN MINHAJ ADALAH BAGIAN DARI RENCANA ALLAH SWT? AYAT DI ATAS MENGINFORMASIKAN BAHWA ALLAH MEMERINTAHKAN KITA UNTUK “FASTABIQUL KHAIRAT”, KARENA SEMUA ITU AKAN KEMBALI KEPADA ALLAH, DAN DI HADAPANNYA NANTI AKAN DIBUKA KEBENARAN TENTANG APA YANG DIPERSELISIHKAN OLEH KITA SEMUA.

HADIRIN RAHIMAKUMULLAH ALUR FIKIR DI ATAS MEMBAWA KONSEKWENSI ETIS BAHWA TIDAK SEPANTASNYA KITA MENGHUKUMI PENDAPAT ORANG LAIN DI DUNIA INI, TIDAK SEPANTASNYA KITA MENGKLAIM DIRI KITA PALING BENAR DAN ORANG LAIN SESAT, TERKEBIH LAGI MENGAKU DIRINYA PALING BERIMAN DIBANDING ORANG LAIN. SEKALI LAGI TIDAK DAN TIDAK, KARENA ALLAH TELAH MENEGASKAN AKAN MEMBUKA KEBENARAN ITU KELAK KETIKA KITA SEMUA KEMBALI KE HADIRAT-NYA.

OLEH KARENA ITU YANG MESTI DITANAMKAN DALAM HATI DAN FIKIRAN KITA ADALAH BAHWA KESADARAN AKAN KENYATAAN PERBEDAAN PENDAPAT DI ANTARA UMAT ISLAM ADALAH BAGIAN DARI BAGUNANN KEYAKINAN KITA TERHADAP RENCANA-RENCANA ALLAH UNTUK KITA SEMUA. KESADARAN KEBERBEDAAN ADALAH MODAL UTAMA DALAM MEMBANGUN UKHUWWAH ISLAMIYAH DAN UKHUWAH BASYARIYAH. KAUM MUSLIMIN RAHIMAKUMULLAH,

MODAL LAIN YANG DIBUTUHKAN OLEH KITA DALAM RANGKA MEMBANGUN KESADARAN KEBERBEDAAN DI ANTARA UMAT ISLAM ADALAH PENGETAHUAN YANG KOMPREHENSIF TENTANG PENYEBAB MUNCULNYA PERBEDAAN PENDAPAT DI KALANGAN UMAT ISLAM. PENGETAHUAN TENTANG HAL INI AKAN MEMBANTU KITA MEMBANGUN KESEPAHAMAN, TOLERANSI ATAU TASAMUH, DAN SIKAP SALING MENGHARAGAI TERHADAP PERBEDAAN-PERBEDAAN YANG ADA.

MUDA-MUDAHAN KITA SEMUA DIBERI KEMAMPUAN UNTUK BERBUAT ADIL DI DUNIA INI SEBAGAIMANA YANG DICONTOHKAN OLEH NABI AGUNG MUHAMMAD RASULULLAH SAW. AMIN. SURAT AL-ASHR DIBACA . . . . . SHODAQALLAHUL ADHIM, BARAKALLAHU LII WALAKUM BILQUR’ANIL ADHIM, WANAFA’ANI WAIYYAKUM BIMAA FIHI MIN DZIKRIL HAKIM, WATAQABBALA MIINI WAMINKUM TILAWATHAHU INNAHU HUWA SAMI’UL ALIM.