MENYONGSONG ‘IDUL ADHA 1431 H
ASSALAAMU’ALAIKUM WR.WB. ALHAMDULILLAH, SEGALA PUJI BAGI ALLAH, YANG TELAH MELIMPAHKAN RAHMAH, NIKMAH DAN RIDHONYA KEPADA KITA, SEHINGGA KITA SEMUA DAPAT MELAKSANAKAN SHOLAT JUM’AH DI MASJID YANG PENUH BAROKAH INI. SALAWAT DAN SALAM, MUDAH-MUDAHAN SELALU TERCURAHKAN KEPADA NABIYULLAH MUHAMMAD SAW. YANG TELAH MEMBAWA RAHMAH DAN KASIH SAYANG KEPADA SEMESTA ALAM.
HADIRIN JAMA’AH JUM’AH RAHIMAKUMULLAH PADA KESEMPATAN JUM’ATAN YANG BAIK INI, MARILAH KITA SAMA-SAMA BERUSAHA UNTUK TERUS MENINGKATKAN DERAJAT KETAQWAAN KITA KEPADA ALLAH SWT, DAN BERUSAHA SEMAKSIMAL MUNGKIN UNTUK MELAKSANAKAN SEGALA PERINTAHNYA DAN MENINGGALKAN SEGALA LARANGANNYA.
BEBERAPA HARI LAGI UMAT ISLAM AKAN MERAYAKAN SUATU HARI YANG DIKENAL DENGAN ‘IDUL AHDHA. ‘IDUL ADHA TERDIRI DARI DUA KATA, YAITU ‘IED DAN AL-ADHA. ‘IED ADALAH BENTUKAN DARI KATA ‘AADA, YA’UDU, ‘AUDAN, WA ‘IEDAN YANG BERARTI KEMBALI ATAU BERULANG. SESUATU YANG DILAKUKAN SECARA BERULANG SETIAP TAHUN BISA DISEBUT DENGAN ‘IED. HAL INI JUGA DIBUKTIKAN, BAHWA ‘IEDUL FITRI MAUPUN ‘IEDUL ADHA SELALU BERULANG SETIAP TAHUNNYA. KATA-KATA ‘IED INI KEMUDIAN DITERJEMAHKAN MENJADI HARI RAYA.
SEDANGKAN KATA AL-ADHA TERKAIT DENGAN AL-TADHIYYAH/AL-DZABIHAH, YAITU PENYEMBELIHAN HEWAN DALAM RANGKA TAQARRUB, MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH SWT. DI DALAM TRADISI UMAT ISLAM INDONESIA ‘IDUL ADHA DISEBUT PULA SEBAGAI HARI RAYA KURBAN. KATA KURBAN SENDIRI ADALAH BENTUKAN DARI BAHASA ARAB QARABA YANG BERARTI DEKAT. INI SEJALAN DENGAN TUJUAN SYARI’AH MENYEMBELIH HEWAN KURBAN ITU SENDIRI, YAITU UNTUK MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH SWT. AJARAN BERKURBAN INI DISYARI’ATKAN PADA TAHUN KE-2 HIJRAH, INI BERARTI PADA TAHUN 1431 H INI, UMAT ISLAM AKAN MERAYAKAN I’DUL ADHA YANG KE-1430.
HADIRIN JAMA’AH JUM’AT AJARAKUMULLAH DALAM RANGKA MENYONGSONG ‘IDUL ADHA YANG KE-1430, UMAT ISLAM DI INDONESIA, UNTUK YANG KESEKIAN KALINYA, AKAN DIHADAPKAN PADA PERBEDAAN HARI DALAM MERAYAKANNYA. PP MUHAMMDIYAH SUDAH SEJAK DINI MENETAPKAN BAHWA ‘IDUL ADHA TAHUN 1431 H INI AKAN JATUH PADA HARI SELASA, 16 NOPEMBER 2010. SEDANGKAN SIDANG ISBAT PEMERINTAH TELAH MENETAPKAN BAHWA IDUL ADHA TAHUN INI AKAN JATUH PADA HARI RABU, 17 NOPEMBER 2010. SEHINGGA PADA TAHUN INI KITA AKAN MENYAKSIKAN KEMBALI TERJADINYA DUA KALI HARI RAYA ‘IDUL ADHA DALAM SATU KABUPATEN, SATU KECAMATAN, ATAU BAHKAN SATU RT/RW.
FENOMENA PERBEDAAN HARI DALAM PERAYAAN HARI RAYA ADALAH PROBLEM KHAS YANG SERING DIHADAPI OLEH UMAT ISLAM INDONESIA. KITA TIDAK AKAN MENEMUKANNYA DI NEGARA-NEGARA ASIA TENGGARA LAINNYA SEPERTI MALAYSIA, BRUNAI, DAN SINGAPURA. KITA JUGA TIDAK AKAN MENYAKSIKAN PERBEDAAN INI DI NEGARA-NEGARA TIMUR TENGAH SEPERTI SAUDI ARABIA, JORDAN, OMAN DAN JUGA NEGARA-NEGARA MUSLIM DI AFRIKA. INI MENJADI KEISTIMEWAAN UMAT ISLAM DI INDONESIA DAN SEKALIGUS MENJADI KEPRIHATINAN KITA SEMUA.
MENGAPA DI NEGARA KITA INI, BERKALI-KALI TEJADI PERBEDAAN HARI DALAM BER-HARI RAYA, DAN BAGAIMANA UMAT ISLAM HARUS MENSIKAPINYA ADALAH PERTANYAAN YANG PENTING YANG HARUS DIJAWAB DALAM RANGKA MENYONGSONG ‘IDUL ADHA TAHUN INI.
HADIRIN JAMA’AH JUM’AH RAHIMAKUMULLAH PERBEDAAN PENENTUAN HARI RAYA BUKAN DISEBABKAN OLEH PERBEDAAN ANTARA MAZHAB HISAB DAN MAZHAB RU’YAH SEPERTI ANGGAPAN ORANG PADA UMUMNYA. HISAB DAN RU’YAH TIDAKLAH BERTENTANGAN, KARENA HISAB DAN RU’YAH ADALAH DUA HAL YANG SALING MELENGKAPI SATU SAMA LAIN. RU’YAH MEMBUTUHKAN HISAB UNTUK PEMBIMBING DI LAPANGAN. SEMENTARA RU’YAH DIPERLUKAN OLEH HISAB UNTUK SELALU MENGOREKSI HASIL PERHITUNGANNYA.
MUNCULNYA PERBEDAAN INI, LEBIH DISEBABKAN OLEH PERBEDAAN KRITERIA DALAM MENENTUKAN AWAL BULAN KAMARIYAH. PP MUHAMMADIYAH MENGGUNAKAN KRITERIA YANG DISEBUT DENGAN WUJUDUL HILAL. KRITERIA INI MENGATAKAN, APABILA SETELAH IJTIMA’/KONJUNGSI, HILAL SUDAH WUJUD DI ATAS UFUK KETIKA MATAHARI TERBENAM, MAKA BESOK HARINYA ADALAH TANGGAL SATU. KRITERIA INI TIDAK MENSYARATKAN TERLIHATNYA HILAL.
SEDANGKAN PEMERINTAH MENGGUNAKAN KRITERIA YANG DISEBUT DENGAN IMKANURRU’YAH YANG TELAH DISEPAKATI OLEH TIGA MENTERI AGAMA DARI MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, INDONESIA DAN SINGAPURA. KRITERIA INI DIKENAL DENGAN KRITERIA MABIMS. KRITERIA INI MENGATAKAN: TANGGAL 1 PADA BULAN QAMARIYAH DITENTUKAN, APABILA KETIKA MATAHARI TERBENAM, KETINGGIAN HILAL DI ATAS UFUK MINIMAL 2O, UMUR HILAL MINIMAL 8 JAM, DAN SUDUT ELONGASINYA MINIMAL 3O.
KEADAAN HILAL DI WILAYAH INDONESIA PADA TANGGAL 29 DZULQA’DAH 1431 H, YANG BERTEPATAN DENGAN TANGGAL 6 NOPEMBER 2010, PADA SAAT MATAHARI TERBENAM, KETINGGIAN HILAL RATA-RATA MASIH DIBAWAH 1O DAN UMUR BULAN BERKISAR ANTARA 5-6 JAM. DENGAN KEADAAN HILAL YANG DEMIKIAN INI, BAGI PP MUHAMMDIYAH PADA ESOK HARINYA, YAITU PADA TANGGAL 7 NOPEMBER 2010 SUDAH MASUK TANGGAL 1 ZULHIJJAH 1431 H, INI BERARTI HILAL SUDAH BERADA DI ATAS UFUK, OLEH KARENA ITU ‘IDUL ADHA MENURUT MUHAMMDIYAH JATUH PADA HARI SELASA TANGGAL 16 NOPEMBER 2010.
SEDANGKAN BAGI PEMERINTAH YANG DIIKUTI OLEH NU DAN BEBERAPA ORMAS ISLAM LAINNYA, JUMLAH HARI PADA BULAN ZULQA’DAH DIISTIKMALKAN/DIGENAPKAN MENJADI 30 HARI. DENGAN DEMIKIAN, TANGGAL 7 NOPEMBER 2010, YANG MENURUT MUHAMMDIYAH SUDAH MASUK TANGGAL 1 ZULHIJJAH, BAGI PEMERINTAH DAN ORMAS ISLAM LAIN SEPERTI NU BELUM MASUK TANGGAL 1 ZULHIJJAH. BAGI PEMERINTAH TANGGAL 7 NOPEMBER 2010 ADALAH 30 ZULQA’DAH BUKAN 1 ZULHIJJAH 1431 H. TANGGAL 1 ZULHIJJAH BAGI PEMERINTAH JATUH PADA HARI BERIKUTNYA, YAITU TANGGAL 8 NOPEMBER 2010. DENGAN DEMIKIAN PEMERINTAH MENETAPKAN BAHWA HARI RAYA IDUL ADHA 1431 H JATUH PADA HARI RABU TANGGAL 17 NOPEMBER 2010.
HADIRIN JAMA’AH JUM’AH RAHMAKMULLAH UMAT ISLAM INDONESIA SUDAH TERLATIH UNTUK MENGHADAPI PERBEDAAN INI. SATU HAL YANG PENTING UNTUK DISADARI BERSAMA ADALAH BAHWA PERSOALAN PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH ADALAH PERSOALAN IJTIHADIYAH. PERSOALAN IJTIHADIYAH ADALAH PERSOALAN YANG DIDASARKAN PADA GHALABATI DZONN, DIDASARKAN PADA DUGAAN-DUGAAN, SEHINGGA KEBENARANNYA TIDAKLAH MUTLAK, KEBENARANNYA BERSIFAT TENTATIF, RELATIF. OLEH KARENA ITU UMAT ISLAM HARUS MELIHATNYA SEBAGAI PERSOALAN FIQH, BUKAN PERSOALAN I’TIQADIYAH DHARURIYYAH MINADDIN, BUKAN PERSOALAN ESENSI AQIDAH ISLAM YANG BISA MENGELUARKAN SESEORANG DARI KEMUSLIMANNYA.
SIKAP SALING MENGHORMATI TERHADAP PERBEDAAN ADALAH SIKAP YANG SEHARUSNYA DIAMBIL OLEH KITA SEMUA. SIKAP TASAMUH DAN TOLERAN DALAM BERAGAMA, ADALAH SIKAP YANG YANG HARUS KITA JUNJUNG TINGGI DALAM MENGHADAPI PERBEDAAN INI. SIKAP SALING MEMAHAMI INILAH YANG DITUNTUT DARI UMAT INI AGAR TERCIPTA UKHUWWAH ISLAMIYAH, TERCIPTA KETENANGAN DAN KEDAMAIAN DALAM PERBEDAAN BERHARI RAYA.
KALAU UMAT INI DITUNTUT UNTUK MEMILIKI SIKAP TASAMUH DAN TOLERAN DALAM MENGHADAPI PERBEDAAN HARI RAYA INI, MAKA KAUM ELIT ORMAS ISLAM, PARA PEMIMPIN ORMAS ISLAM, DAN ULAMANYA JUGA DITUNTUT UNTUK MAU SEDIKIT MENGALAH, MAU MELIHAT KEMBALI PELUANG PENYATUAN KRITERIA AWAL BULAN KAMARIYAH DI INDONESIA. PEMIMPIN ORMAS ISLAM DAN ULAMANYA DITUNUT LEBIH BIJAK DAN ARIF UNTUK MEMANDANG PERSOALAN KRITERIA AWAL BULAN QOMARIYAH INI SEBAGAI PERSOALAN IJTIHADIYAH, BUKAN SEBAGAI PERSOALAN IDENTITAS ORGANISASI, APALAGI SEBAGAI PERSOALAN I’TIQADIYYAH YANG BERSIFAT IDEOLOGIS.
APABILA SUDAH DEMIKIAN, MERUBAH KRITERIA YANG SELAMA INI DIPAKAI ADALAH HAL YANG BIASA, HAL YANG SANGAT MUDAH DAN SANGAT RINGAN UNTUK DILAKUKAN. MERUBAH KRITERIA AWAL BULAN BUKAN SEBUAH DOSA ATAU AIB. UMAT ISLAM INDONESIA MESTINYA BISA BELAJAR DARI PENGALAMAN SAUDI ARABIA. DI MANA SAUDI ARABIA DENGAN KALENDER UMMUL QURANYA SUDAH EMPAT KALI MELAKUKAN PERUBAHAN TERHADAP KRITERIA MEREKA. EGOISME ELIT ORGANISASI, KEJUMUDAN BERFIKIR DAN EKSKLUSIFITAS PEMAHAMAN SUDAH SEHARUSNYA DITANGGALKAN DEMI KEMASLAHATAN UMAT ISLAM YANG LEBIH LUAS.
HADIRIN, JAMA’AH JUM’AH RAHIMAKUMULLAH DARI URAIAN SINGKAT DI ATAS DAPAT DIAMBIL SIMPULAN: 1. PERBEDAAN HARI RAYA IDUL ADHA 1431 H KALI INI DISEBABKAN OLEH
PERBEDAANKRITERIA AWAL BULAN KOMARIYAH. 2. KRITERIA AWAL BULAN KOMARIYAH BUKAN PERSOALAN I’TIQADIYAH DHORURIYYAH
MINADDIN, TETAPI PERSOALAN IJTIHADIYAH YANG SANGAT TERBUKA UNTUK
PERUBAHAN. 3. SIKAP TASAMUH, SALING MENGHORMATI ADALAH SIKAP YANG HARUS DIJUNJUNG
TINGGI OLEH UMAT ISLAM INI DALAM MENGHADAPI PERBEDAAN HARI RAYA IDUL
ADHA NANTI. 4. SIKAP TERBUKA UNTUK DIALOG, TERBUKA UNTUK MERUBAH KRITERIA ADALAH
SIKAP YANG HARUS ADA PADA ELIT ORMAS ISLAM DAN ULAMANYA DALAM UPAYA
PENYATUAN SISTEM PENANGGALAN KOMARIYAH DI INDONESIA KE DEPAN.
WALLAHU A’LAM BIS SHOWAB. KIRANYA DEMIKIAN KHUTBAH JUM’AT KALI INI, MUDAH-MUDAHAN MEMBAWA MANFAAT KEPADA KITA SEMUA FID DAROINI, AMIN, YA ROBBAL ALIMIN. SHODAQOLLAHUL ADHIM, BAROKALLAHU LI WA LAAKUM BIL QUR’ANIL ADHIM, WANAFA’ANI WA IYYAKUM BIMA FIHI MINAL AYATI WAZ DZIKRIL HAKIM. WA TAQABBALA MINNI WAMINKUM TILAWATAHU INNAHU HUWAS SAMI’UL ‘ALIM, WASTAGHFIRUHU INNAHU HUWAL GHAFURUR ROHIM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar